Tipu Sultan selain sebagai seorang penguasa, juga seorang ilmuwan, prajurit serta pujangga. Walaupun dia beragama Islam, dia terkenal sangat toleran terhadap rakyatnya yang sebagian besar memeluk agama Hindu. Dia juga memenuhi permintaan Perancis untuk membangun sebuah gereja pertama di Mysore. Tipu dan Hyder Ali tidak hanya dikenal memiliki aliansi yang kuat dengan Perancis dalam usaha melawan Kolonialis Inggris, namun juga dengan Kekaisaran Maratha, Sira, Malabar, Coorg dan Bednur. Tipu juga terkenal menguasai banyak bahasa. Dia fasih dalam berbahasa Urdu, Kanada, Persia, dan Arab.
Tipu pernah membantu ayahnya Haidar Ali mengalahkan Inggris di Perang Mysore Kedua yang akhirnya Inggris mau melakukan negosiasi dalam Perjanjian Mangalore. Namun, Tipu terpaksa harus mundur dalam Perang Anglo-Mysore Ketiga dan Perang Anglo-Mysore Keempat sebab musuh membentuk aliansi yang kuat antara British East India Company, Nizam dari Hyderabad dan negeri kecil, Travancore.
Tipu lahir di Devanahalli, sekarang merupakan Bangalore District, yang terletak sekitar 33 km dari timur kota Bangalore. Dia dikenal sebagai orang yang sangat religius, pada masa pemeerintahannya terdapat konflik antara Sunni-Syiah dalam praktik agama.
Selama pemerintahannya, Tipu pernah membangun bendungan Krishna Raja Sagara menyeberangi sungai Cauvery. Dia juga menyelesaikan proyek Lal Bagh yang dimulai oleh ayahnya Hyder Ali. Dia membangun banyak jalan, gedung-gedung publik, serta pelabuhan di sepanjang garis pantai Kerala. Perdagangannya diperluas ke negara-negara lainnya termasuk Sri Lanka, Afghanistan, Prancis, Turki, dan Iran. Di bawah kepemimpinannya, Kompi militer pasukan Mysore terbukti menjadi sebuah sekolah ilmu militer bagi para pangeran India. Pukulan serius yang dilakukan pasukan Tipu terhadap Inggris di dalam Perang Mysore Pertama dan Kedua Perang meningkatkan reputasi mereka sebagai kekuatan tak terkalahkan.
Dr Abdul Kalam, mantan Presiden India, dalam sebuah orasinya pernah mengatakan, Tipu Sultan merupakan inovator di dunia perang yang pertama kali menggunakan roket. Dua roket ini yang diluncurkan pasukan Tipu ini ditangkap oleh pasukan Inggris di Srirangapatna yang sekarang disimpan di Royal Artillery Museum di London. Sebagian besar pertempuran Tipu Sultan menghasilkan kemenangan. Dia berhasil menaklukkan semua kerajaan kecil di selatan. Dia mengalahkan Marathas dan Nizams dan juga beberapa penguasa India yang telah mengalahkan pasukan Inggris. Tipu juga penguasa yang mulai mengadakan sistem mata uang, sistem perbankan, sistem kalender baru, dan sistem ukuran. Tipu sebenarnya berkeinginan untuk menjadi seorang sufi, tetapi ayahnya Hyder Ali bersikeras bahwa dia mampu menjadi prajurit dan pemimpin besar.
Sebagai seorang penguasa Muslim yang sebagian besar rakyatnya beragama Hindu, Tipu sering menghadapi masalah-masalah dalam membangun kekuatan legitimasi pemerintahannya. Dia juga terus berupaya untuk mencari jalan keluar dari keinginannya untuk dilihat sebagai penguasa Islam yang taat dengan kebutuhannya menjadi pragmatis untuk menghindari pertentangan agama dengan rakyatnya.
Beberapa ahli sejarah menyatakan bahwa Tipu memiliki sikap yang egaliter terhadap orang-orang Hindu dan dia hanya berlaku keras ketika bertentangan dengan masalah politik. Pada awal masa pemerintahannya, dia tampak lebih agresif karena adanya doktrin agama Islam dari ayahnya, Hyder Ali.
Pada tahun 1780 M Tipu menyatakan dirinya sebagai Kaisar Padishah atau Mysore dan dia membuat mata uang atas namanya sendiri tanpa meminta izin kepada Kaisar Mughal Shah Alam II yang sedang berkuasa. Salah seorang ahli sejarah, HD Sharma menulis bahwa Tipu Sultan menggunakan gelar kaisar sendiri untuk menyatakan kalau dia bermaksud mendirikan sebuah kerajaan di seluruh negeri, di sepanjang garis Kekaisaran Mughal yang berada di ambang kehancuran pada masa itu. Tipu juga menjalin aliansi dengan Prancis dengan tujuan utama memukul Inggris keluar dari India.
Tipu memiliki seorang tangan kanan yang bernama Sirdar Yar Muhammad yang juga dikenal sebagai Ghazi-e Mysore (Fighter Mysore). Dia lahir pada abad ke-18 dalam sebuah keluarga Rajput muslim Shah Muhammad, seorang sufi. Tipu merupakan salah satu murid dari Shah Muhammad sendiri. Sirdar Yar bergabung dengan Tentara Mysore dan segera menjadi salah satu jendral favorit Tipu. Sebab Tipu melihat perilaku patriotik, pemberani, dan gagah Sirdar Yar dalam medan perang dan dia sangat bangga akan hal itu.
Sirdar Yar sendiri bertempur dengan gagah berani dan tanpa rasa takut dalam Perang Seringapatam pada tahun 1799. Tetapi setelah mangkatnya Tipu di medan perang saat berusaha keras dan berjuang mempertahankan ibukotanya Srirangapattana dari tangan pasukan Inggris pada tanggal 4 Mei tahun 1799, Sirdar Yar merasa terpuruk. Dia melarikan diri ke bukit-bukit Kullu, kemudian lari ke pusat Punjab Maharaja Ranjit Singh. Dengan demikian, dia berhasil menghindari penangkapan oleh pasukan Inggris.
Setelah jatuhnya Pasukan Mysore, dia disebut sebagai salah satu anggota pasukan Mysore yang menjadi buronan tentara Inggris. East India Company terus berusaha untuk menangkapnya, baik hidup maupun mati, tetapi mereka tidak bisa berhasil. Beberapa anggota Sirdar Yar ada yang dibunuh oleh para penakluk India yang baru. Namun Sirdar Yarbersama dengan istrinya, dan ayahnya Shah Muhammad, serta anaknya Ilahi Bakhsh pergi melarikan diri dari tangkapan pasukan Inggris. Dia menghabiskan sisa hidupnya sebagai buronan. Diperkirakan dia meninggal pada pertengahan abad ke-19. Keturunannya hingga saat ini masih tinggal di Punjab, Pakistan.
Tipu Sultan mulai mempelajari taktik militer Perancis atas perintah ayahnya, Hyder Ali pada masa remajanya. Pada usia 15 tahun, Tipu menemani ayahnya Hyder Ali melawan Inggris dalam Perang Mysore Pertama pada tahun 1766. Dia juga menjadi komandan sebuah korps kavaleri dalam invasi Carnatic pada tahun 1767 saat dia berusia 16 tahun.
Perang Mysore Kedua
Tipu Sultan memimpin sekelompok pasukan besar dalam Perang Mysore Kedua pada bulan Februari 1782, dan dia mengalahkan Braithwaite di tepi Kollidam. Meskipun pasukan Inggris dikalahkan kali ini, Tipu menyadari bahwa Inggris merupakan ancaman serius bagi India. Tipu diangkat menjadi Sultan setelah kematian ayahnya, lalu dia bekerja keras untuk melihat kemajuan kekuatan pasukan Inggris dengan membuat aliansi dengan Kerajaan Marathas dan Mogul.
Tipu Sultan mengalahkan Kolonel Annagudi Braithwaite di dekat Tanjore pada tanggal 18 Februari 1782 yang memimpin tentara Inggris yang terdiri dari 100 orang Eropa, 300 kavaleri, 1400 tentara Sepoy. Tipu menyita semua senjata musuh dan menawan pasukan yang kalah tersebut. Pada bulan Desember 1781 Tipu berhasil merebut Chittur dari kekuasaan Inggris. Kehebatan Tipu tidak bisa terlepas dari upaya ayahnya Hyder Ali yang memberikan pelatian militer terhdapanya sejak dia masih kanak-kanak.
Perang Kedua Mysore berakhir dengan Perjanjian Mangalore. Perjanjian antara Sultan India dan Kolonial Inggris tersebut menjadi dokumen bergengsi dalam sejarah India. Meskipun demikian, Perang Mysore Kedua dianggap memiskinkan negara.
Pertempuran Pollilur
Pertempuran Pollilur terjadi pada tahun 1780 di Pollilur dekat kota Kanchipuram. Pertempuran ini merupakan bagian dari perang Anglo-Mysore kedua. Tipu dikirim oleh Hyder Ali dengan 10.000 laki-laki dan 18 senjata untuk mencegat Kolonel Baillie yang sedang dalam perjalanan untuk bergabung dengan Sir Hector Munro. Dalam pertempuran tersebut, sekitar 200 orang ditangkap hidup-hidup, tentara Sepoy yang berjumlah sekitar 3.800 orang juga ditangkap. Mereka sangat menderita. Munro sendiri sedang bergerak ke selatan untuk bergabung dengan kekuatan Inggris yang dipimpin Baillie. Namun, saat pasukan Inggris kalah, Munro terpaksa mundur ke Madras dan menelantarkan pasukan artileri di dekat sebuah tangki air di Kanchipuram.
Perang Srirangapattana
Setelah Horatio Nelson mengalahkan Brueys François-Paul D'Aigalliers pada Pertempuran di Sungai Nil di Mesir pada tahun 1798 M, dia menuju ke Mysore pada tahun 1799 dan mengepung ibukota Srirangapattana di Mysore.
Dalam perang tersebut, terdapat lebih dari 26.000 prajurit British East India Company yang terdiri dari sekitar 4000 orang Eropa dan sisanya India. Sedangkan Nizam dari Hyderabad yang merupakan aliansi Inggris menyediakan 10 batalion dan lebih dari 16.000 kavaleri. Pasukan Inggris sendiri berjumlah lebih dari 50.000 tentara. Sementara Tipu Sultan hanya memiliki sekitar 30.000 pasukan. Inggris akhirnya menembus tembok kota Srirangapattana. Tipu Sultan sendiri wafat dalam pertempuran itu dengan gagah berani. Wellesley, salah satu pemimpin pasukan Inggris meraba denyut nadi Tipu dan dia menegaskan bahwa Tipu sudah meninggal.Tipu terbunuh di gerbang jalan yang terletak 300 meter dari Benteng Srirangapattana. Benteng tersebut dibangun 5 tahun sebelum mangkatnya Tipu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar