Rabu, 23 Desember 2009

Evliya Çelebi Sang Petualang Muslim Yang Tak Pernah Lelah

Evliya Çelebi merupakan seorang petualang yang sudah melanglang buana di hampir seluruh belahan dunia, termasuk teritorial Kekaisaran Ottoman Turki beserta negara-negara tetangganya dalam jangka waktu selama 40 tahun. Dia dilahirkan pada tanggal 25 Maret tahun 1611 di Istambul Turki, dan ayahnya adalah tukang emas kekaisaran yang bernama Derviş Mehmed Zılli. Meski lahir di Istambul, kedua orangtuanya berasal dari Kutahya.

Karena ayahnya bekerja di Kekaisaran Ottoman, maka Evliya mendapatkan pendidikan yang sangat baik pada masa kecil hingga remajanya. Setelah lulus dari sekolah dasar di Kekaisaran Ottoman, Evliya masuk Madrasah yaitu sekolah yang berbasis pendidikan Islami selama tujuh tahun. Selain belajar di sekolah, dia juga sering membantu ayahnya bekerja di bengkel kerajinannya. Di tempat tersebut, ayahnya juga mengajarkannya berbagai macam ketrampilan dan kesenian Turki sperti tezhip ( cara mendekorasi sampul buku dengan lukisan dan sepuhan emas), hat (cara menulis dengan indah dan memiliki nilai seni) serta nakis (seni mendekorasi tembok dan langit-langit ruangan). Evliya juga belajar bahasa Yunani dari pekerja yang magang di bengkel kerajinan ayahnya.

Empat tahun kemudian, Evliya belajar di Enderun yaitu tempat belajar dan training bagi orang-orang yang akan bekerja di kekaisaran Turki. Begitu lulus dari Enderun, Evliya menjadi pengawal Kaisar Murad IV pada tahun 1636 dengan bantuan pamannya Melek Ahmed Pasa.

Keinginan Evliya untuk melakukan petualangan dan perjalanan jauh terus menerus tumbuh sejak dia masih kanak-kanak. Pasalnya ayahnya selalu bercerita tentang petualangannya yang menakjubkan selama melakukan perjalanan dan melayani para sultan, termasuk Sulaiman yang Agung.

Suatu ketika Evliya bermimpi bertemu dengan Nabi dalam sebuah kumpulan jamaah yang sagat banyak di masjid Ahi Celebidi Istambul, dia merasa sangat senang bisa bertemu dengan Nabi. Mimpi itu juga yang semakin membuatnya bersemangat untuk segera melakukan petualangan. Bahkan dia memilih hidup dengan berbagai macam petualangan dari pada hidup sehat. Evliya juga sangat berambisi untuk menulis dan menceritakan berbagai macam hal yang akan dilihat dan ditemuinya dalam perjalanan panjangnya.

Hari berikutnya, Evliya meminta nasehat dari seorang Sheik yang terkenal tentang keinginannya yang menggebu-gebu untuk segera melakukan perjalanan. Sheik tersebut menyarankannya untuk memulai perjalanan di sekitar kota Istambul terlebih dulu. Setelah mendapatkan petuah yang cukup, Evliya memulai perjalanannya yang pertama kali di sekitar Istambul. Dia menulis dan menceritakan berbagai macam objek yang dia lihat dan datangi seperti berbagai macam bangunan, pasar, toko-toko, musik, literatur, festival, agama, adat-istiadat, serta kebudayaan.

Baru pada bulan April 1640, dia mulai melakukan perjalanannya yang pertama keluar dari kota Istambul. Dia pergi menuju Bursa dengan sahabatnya, ini merupakan perjalanan awal yang mendorongnya melakukan perjalanan panjang di seluruh kekuasaan Ottoman Turki dan luar negeri. Evliya terkadang menemani para petinggi kekaisaran menuju daerah-daerah pedesaan yang terpencil, kadang melakukan perjalanan dengan misi yang ditugaskan dari Sultan, dan kadang juga ikut melakukan peperangan.

Setelah sebuah perjalanan ke izmit, Evliya pergi ke Trabzon di sebuah pantai di Laut Hitam dengan Ketenci Omer Pasa yang akan bertemu dengan Gubernur Izmit. Selama tinggal di Izmit, dia menyaksikan kegagalan tentara Ottoman untuk menaklukan Kastil Azov. Setelah itu dia pindah ke Crimea danmenghabiskan musim dingin di tempat tersebut. Baru dia kembali ke Istambul, ketika tentara Ottoman berhasil menaklukan Kastil Azov.

Pada tahun 1645 dia menemani tentara Ottoman menaklukan pulau Kreta dan kembali ke Istambul untuk beristirahat selama 4 tahun. Lalu dia mulai melakukan perjalanan lagi menuju Anatolia, mengunjungi Azerbaijan dan Georgia selama usaha tentara Ottoman menaklukan para pemimpin lokal wilayah tersebut.

Dia juga melakukan perjalanan ke Gumushane, sebuah provinsi di timur laut Turki. Setelah menghabiskan musim dingin di Erzurum, Evliya ditugasi mengantarkan pesan kepada pemberontak Vardar Ali Pasa oleh Ottoman yang membuat perjanjian dengannya. Ketika mengantarkan pesan tersebut, Evliya tersesat akibat badai salju yang hebat tetapi dia bisa menemui sejumlah pemimpin pemberontak lainnya. Hal ini membuatnya bisa menulis kisah pemberontakan Vardar Ali Pasa secara komprehensif.

Antara tahun 1648-1650, Evliya melakukan perjalanan ke Damaskus. Dari perjalanan ini, dia melakukan eksplorasi lebih dalam mengenai negara Suriah dan Palestina. Lalu dia kembali ke istambul dan menemani pamannya Melek Ahmed Pasa untuk bertemu dengan perdana menteri di mana dia menjadi tahu berbagai macam intrik politik di Kekaisaran Ottoman. Selama menemani perdana menteri, Evliya memiliki kesempatan mengunjungi Balkan antara tahun 1651-1653.

Sekembalinya dari Balkan, dia mengunjungi Anatolia bagian timur dan Iran. Dia menghabiskan waktu dengan Sekte Yezidis sesat yang percaya bahwa Ali, putra Nabi Muhammad adalah Tuhan dalam bentuk manusia. Dia mengetahui banyak informasi mengenai sekte tersebut.

Setelah itu, dia melakukan perjalanan lagi dengan pamannya Melek Ahmed Pasa menuju Bosnia. Lalu, pada tahun 1660, dia mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Kose Ali Pasa. Selama ekspedisi tersebut, dia melakukan eksplorasi ke Albania, Bohemia dan wilayah sekitarnya.

Setelah menghabiskan musim dingin di Belgrade, dia kembali ke Istambul. Lalu dia bergabung dengan pasukan Fazil Ahmed Pasa menyerang Austria. Selama masa ekspedisi, Evliya juga mengunjungi Swedia dan Belanda. Kemudian dia kembali lagi ke Balkan untuk mengunjungi Edirne, Komotini dan Salonika. Lalu melanjutkan perjalanannya ke Yunani, Pulau Kreta dan menyaksikan kehebatan tentara Ottoman. Setelah itu mengunjungi pantai Adriatik melalui Albania dan kembali ke Istambul pada tahun 1670.

Merasa berdosa karena belum naik haji ke Mekkah, Evliya kembali ke Istambul untuk mempersiapkan perjalanannya yang terakhir. Dia menuju Mekkah melalui bagian barat Anatolia, kemudian melewati Scio dan Rhodes, melewati selatan Anatolia dan bergabung dengan jamaah haji di Syuria, dan akhirnya tiba di Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji.

Seusai dari Mekkah, dia menuju Mesir melalui terusan Suez bersama jamaah haji Mesir. Kemudian menuju Sudan dan Ethiopia, di mana dia tinggal di sana cukup lama. Namun tidak ada catatan sejarah di mana tepatnya Evliya menghembuskan nafas terakhirnya, apakah di Mesir atau di Istambul.


Seyahatname, Sebuah buku perjalanan Evliya Celebi
Seyahatname yang berarti sebuah buku perjalanan, merupakan karya besar dari Evliya Celebi. Dalam buku tersebut dia menuliskan dan menceritakan berbagai macam pengalamannya. Seyahatname terdiri dari 10 volume yang menggambarkan secara detail apa yang Evliya lihat dan dengar di wilayah-wilayah yang dia kunjungi. Dia menuliskan tentang komunitas , gaya hidup, bahasa, maupun budaya orang-orang di wilayah tersebut.

Buku tersebut merupakan catatan yang komprehensif untuk menggambarkan kehidupan pada abad ke-17. Evliya mampu menggambarkan objek-objek yang dilihatnya secara mendetail dan menarik. Selain itu, Evliya menuliskan bukunya dengan cara sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam. Dia tidak khawatir dengan kesalahan tata bahasa, asalkan yang membacanya paham.

Seyahatname sangat baik dalam menggambarkan hubungan Kekaisaran Ottoman dengan negara-negara lain. Buku tersebut merupakan sumber informasi yang berharga pasalnya buku tersebut mencakup pengetahuan tentang budaya, sejarah, geografis, cerita rakyat, bahasa, etnografi, sosiologi, arsitektur, dan ekonomi.

Evliya tidak hanya menuliskan apa yang dia lihat dan dengar saja. Tetapi dia juga berusaha menggambarkan kemajuan umat manusia di setiap bidang pada masa itu. Dia menuliskan tentang berbagai macam bangunan-bangunan penting seperti kerajaan, kastil, benteng, maupun masjid. Dia juga menuliskan biografi orang-orang yang penting dan terkenal. Karakter bangsa di setiap wilayah yang dikunjungi, juga kepercayaan-kepercayaan mereka.

Buku Seyahatname volume I hingga VIII diterbitkan pada tahun 1896-1928 dalam bahasa Arab. Sedangkan volume Seyahatname yang ke IX dan X dipublikasikann pada tahun 1935-1938 dalam bahasa Latin. Seyahatname juga dialihbahasakan ke bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Rusia, Hungaria, Romania, Bulgaria, Serbia, Yunani, Armenia dan bahasa-bahasa asing lainnya. Ada sebuah rumor bahwa Evliya juga membuat buku ke-duanya yang berjudul Sakaname. Namun buku tersebut hingga saat ini belum ditemukan keberadaannya.

Evliya juga menuliskan sejumlah kata-kata asli dari setiap wilayah yang dia kunjungi selama melakukan perjalanan. Dia juga menuliskan 30 dialek bahasa Turki dan 30 katalog bahasa asing lainnya di buku Seyahatname. Dia sempat menuliskan persamaan antara bahasa Persia dengan bahasa Jerman. Dalam buku tersebut dia mendeskripsikan berbagai macam bahasa Kaukasia, Tsakonian, Kudish, dan Ubykh.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar