Nama Amir Khusraw begitu melegenda dalam sejarah musik Hindustan. Kontribusinya dalam bidang musik begitu banyak dan luar biasa. Sehingga sampai saat ini banyak orang masih memuji-mujinya sebagai seorang musikus jenius yang lebih hebat dari para pemusik sezamannya bahkan para pemusik abad-abad berikutnya. Dia sering disebut sebagai pendobrak dalam Musik Klasik Hindustan.
Khusraw telah menulis tiga jilid buku tentang musik dan karya-karyanya ini masih ada hingga sekarang. Dia banyak memberikan kontribusi pada teori dan praktek musik. Karya-karyanya ini sangat penting untuk menggali gagasannya yang luar biasa tentang musik.
Bagian kedua dari tiga jilid bukunya tentang musik yang berjudul Rasâ'il al-I'jaz berisi sebuah pembicaraan tentang diferensiasi fundamental dan prinsip-prinsip dalam musik. Wacana utama dalam karyanya tersebut bertujuan menghasilkan sepotong prosa kreatif dalam terminologi musik. Khusraw merupakan seorang pemusik yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang perkembangan sejarah musik dan mempunyai banyak pengalaman aktual musik kontemporer. Dia selalu menggunakan istilah dan frase yang mewakili konsep musik, teknik musik atau bentuk artistik musik untuk memproduksi musik. Saat menulis karyanya tentang musik, dia selalu berusaha menjelaskan makna dari setiap istilah atau frase yang digunakannya. Sebab dia berharap pembaca karyanya mampu mengerti dan memahami konsep-konsep musikal yang dibuatnya. Karena tanpa pemahaman yang dalam saat bermusik, sebuah karya musik sulit dihargai.
Buku musik Khusraw sendiri membahas pengamatan terhadap:
(i) teori dan sifat alami musik
(ii) tradisi kuno
(iii) suasana kontemporer dan latihan
(iv) level pencapaian dalam teknik dan performa dalam bermusik
(v)perlunya pendidikan yang lebih lanjut
Musik menurut Khusraw adalah ilmu ('ilm) dalam lingkup yang sangat luas. Seluk-beluk ilmu musik terlalu rumit untuk dikuasai oleh seorang individu. Prinsip-prinsip musik pada awalnya ditetapkan oleh orang-orang terpelajar Rum yaitu orang Yunani atau para ahli filsafat Bizantium. Teori mode irama (ilm-i' usul) itu penting, termasuk di dalamnya ushul yang mencapai empat, pardah mencapi dua belas, dan ibresham yang mencapai empat. Ketiga mode irama tersebut merupakan irama dasar sedangkan sisanya merupakan cabang mode irama (furû) dari irama dasar tersebut.
Khusraw selalu menganggap musik sebagai dasarnya ilmu. Dia telah menggunakan kata ilm delapan kali dalam karyanya tentang musik. Dia menyebut musik sebagai sebuah bidang studi, pengetahuan, dan pendidikan. Dalam muslimheritage.com, disebutkan Khusraw menyatakan ilmu musik memiliki dasar dari ilmu matematika. Jauh sebelum Khusraw memperkenalkan mode irama, delapan mode irama dari Bizantium dan delapan mode irama Arab-Persia dibuat berdasarkan matematika. Jadi, irama musik dibuat menurut dasar matematika.
Khusraw juga memiliki pengetahuan yang mendalam tentang tradisi musik Hindustan dan musik Arab-Persia. Dia memiliki bakat alami dalam bidang musik sejak kecil. Kemudian dia dibesarkan dalam lingkungan dan adat yang sangat menghargai musik sehingga tidak mengeherankan jika dia sangat ahli dalam musik.
Dalam tradisi musik Arab-Persia, dia menekankan aspek sejarah musik tersebut. Untuk mengamati tradisi musik Arab-Persia dia merujuk pada teoretikus musik dari Yunani atau Bizantium yang pertama kali mendefinisikan prinsip-prinsip musik. Kemudian dia berbicara tentang eksponen besar di kalangan orang-orang Arab dan Persia. Dia juga menggambarkan kontribusi terhadap kemajuan perkembangan musik Arab-Persia oleh para ahli musik dari Irak dan Isphahan. Dia menyebutkan para master musik Arab termasyhur dari Baghdad dan Mesir. Dia juga menyebutkan dua musikus hebat dari Persia yang bernama Nikesa dan Barbad yang berasal dari Bâkharz dan Nahâvand. Selain itu, dia juga menggambarkan ahli teori musik bernama Abdul Mumin yang karya-karya berkembang pesat selama periode Ghurid pada abad-12, 50 tahun sebelum Amir Khusraw dilahirkan. Abdul Mumin sendiri menulis karya penting musik yang berjudul Bahjat al-Ruh pada masa pemerintahan Mu'izz al-Din Muhammad Ghuri pada tahun 1173 hingga 1206.
Meskipun Khusraw mempunyai pengalaman dalam tradisi Arab-Persia, dia mempunyai pandangan yang berbeda dari doktrin tradisional harmoni bola yang menyatakan catatan musik (naghmât) dan melodi (alhân) berasal dari gerakan bola dan bintang-bintang di langit. Dalam doktrin tradisional harmoni bola tersebut diyakini bahwa semua musik yang sesuai dengan gerakan tetap bola harus memenuhi beberapa set mode dan stereotip. Namun Khusraw menganggap jika penciptaan musik hanya terbatas mengikuti gerakan bola, maka kreatifitas manusia menjadi sangat terbatasi padahal pengalaman maupun kreatifitas bermusik manusia itu jauh lebih luas daripada lingkup terbatas gerakan bola. Menurutnya, musik itu harus mengalir seiring pemikiran dan kreatifitas tanpa harus dibatasi. Dia mengatakan, ilmu musik lebih luas cakupannya daripada luas langit jadi musik tidak perlu mengikuti gerakan tetap bola.
Khusraw juga sangat paham dengan adat tradisi musik Hindustan. Dia juga mengagumi beberapa pemusik India hebat (Kalâvantân-i Hindî) pada masa itu. Namun dia juga sangat kritis terhadap musisi Hindu yang pada umumnya memiliki tingkat pemahaman yang kurang baik dalam bermusik. Mereka mengabadikan tradisi musik selama berabad-abad melalui kabar angin, tetapi mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang prinsip-prinsip ilmiah musik. Sehingga prestasi musik mereka kurang bagus.
Menurut Khusraw untuk mencapai keunggulan dalam olah vokal maupun bermain musik instrumen diperlukan pendidikan musik. Sebab keunggulan dalam olah vokal dan bermain instrumen musik mencerminkan kemampuan pemusik dalam mengembangkan kinerjanya secara teknik dan artistik dalam bermusik.
Khusraw membagi vokalis menjadi dua kategori utama yaitu kategori penyanyi umum (mutribân / guyindgân) dan kategori penyanyi yang mempunyai spesialisasi dalam gaya khusus. Penyanyi yang mempunyai spesialisi gaya khusus terdiri dari:
(i) ahli dalam menyanyikan lagu asli Hindustani (Kalavantan-i Hindi)
(ii) ahli dalam menyanyikan lagu gaya ghazal Persia (Parsi Zubanan in ghazal-hai-Parsi
(iii) qawwalan yang spesial dalam membawakan lagu Qaol atau Sama'
Para pendengar musik Qaol biasanya merupakan orang-orang yang menyukai musik yang berisi kesalehan. Orang-orang yang mendengarkan musik Qaol biasanya adalah kaum terpelajar dan para sufi. Musik Qaol berasal dari Arab yang disebut Qaol-hai-Hejazi.
Sedangkan penguasaan dalam performa musik terdiri dari:
1. Kemampuan untuk memainkan melodi atau ritme dan membuat komposisi musik
2. Mengubah mode dengan menyesuaikan rasio
3. Kemampuan mengubah struktur tonik dan membawakan sebuah transisi dari satu mode ke mode lain
Khusraw menyatakan, untuk mengembangkan pemahaman tentang prinsip-prinsip mendasar musik dan memperoleh penguasaan dalam bermusik, maka seseorang harus mendapatkan pendidikan musik secara benar. Seorang musikus harus mengajar orang-orang muda dan memerintahkan mereka untuk belajar musik dengan baik untuk menghasilkan seniman yang hebat. Sebab menurutnya, para pemusik yang tidak mendapatkan pendidikan dalam bermusik dan bernyanyi akan memainkan musik dengan pola jauh di bawah standar. Bahkan Khusraw pernah mengkritik para musikus yang dijuluki King of Music seperti para pemain Rebab dan Chang yang tidak mempunyai pengetahuan dasar tentang prinsip-prinsip bermain musik.
Khusraw mengatakan, dia mendengarkan suara-suara dari King of Music, kebanyakan dari mereka hampir tidak tahu apa-apa. Mereka harus diberi pendidikan musik sehingga mereka mampu membangun instrumen yang rumit dan kerangka melodi yang terbaik.
Khusraw jelas menyerukan dan menekankan pentingnya standar tinggi dalam pendidikan musik. Dia terus berusaha keras untuk meningkatkan standar bermain musik. Dia menganggap musik bukanlah hanya kesenangan semata tetapi merupakan sebuah pengejewantahan dari ilmu dan seni yang harus dimainkan dengan skill yang tinggi sehingga menghasilkan sebuah musik yang begitu indah untuk didengarkan dan syarat makna. Dengan demikian, para pendengarnya akan merasa puas. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Khusraw merupakan seorang musikus yang perfeksionis.
apa 3 judul buku yang ditulis oleh amir khusraw?
BalasHapus