Rabu, 23 Desember 2009

Qadi Zada, Seorang Ahli Matematika dan Astronomi dari Bursa

Qadi Zada berarti "anak dari seorang hakim" sehingga sejumlah catatan sejarah menyatakan bahwa ayahnya Qadi Zada merupakan seorang hakim yang terkemuka pada masa itu. Qadi Zada sendiri dibesarkan di rumahnya yang terletak di kota Bursa, Turki. Dia menyelesaikan pendidikan standarnya di Basra, kemudian dia banyak mempelajari ilmu geometri dan astronomi. Untuk mengasah idan mengembangkan ilmu pengetahuannya dia kemudia berguru kepada Al-fanari. Gurunya Al-fanari menyadari bahwa Qadi Zada adalah pemuda dengan kemampuan yang sangat luar biasa di bidang matematika dan astronomi. Akhirnya, al Fanari menasehati Qadi untuk pergi ke pusat kebudayaan Kerajaan Khurasan atau Transoxania. Dengan demikian Qadi bisa bertemu dan belajar dengan para ahli matematika dan astronomi yang terkenal hebat di sana. Sebab di kota tersebut banyak ilmuwan yang singgah maupun tinggal di sana karena kota tersebut menarik untuk digunakan sebagai tempat pembelajaran.

Al-Fanari selain menasehatinya pergi ke pusat pemeblajaran juga tidak lupa memberikan surat rekomendasi bagi Qadi. Dia juga memberikan salah satu karyanya yang termasyhur dan berjudul Emmuzeg al-ulum (Tipe-tipe ilmu pengetahuan) sebagai tanda bahwa dia adalah seorang pelajar. Mengikuti nasehat gurunya, Qadi akhirnya belajar matematika dan astronomi di Transoxiana sebagai pusat kebudayaan. Pada tahun 1383 Qadi memiliki reputasi yang hebat sebagai ahli matematika dengan menyelesaikan bukunya yang berjudul Risala fi'l Hisab ( Risalah Aritmatika). Buku tersebut berisi pengetahuan kompleks mengenai aritmatika, aljabar, dan pengukuran.

Ketika Qadi masih muda, Timur, yang sering dikenal sebagai Timur Lenk memerintah kerajaan yang sekarang merupakan wilayah yang membentang dari Iran, Irak, dan bagian timur Turki. Setelah kematian Timur pada tahun 1405, kerajaan peninggalannya diperebutkan antara anak-anaknya. Namun, Shah Rukh yang merupakan anak keempat Timur Lenk akhirnya memenangkan perebutan kekuasaan peninggalan Timur Lenk tersebut. Pada tahun 1407, Shah Rukh mendapatkan kekuasaan secara menyeluruh di sebagian besar kerajaan, termasuk Iran dan Turkistan. Dia juga menguasai Samarkand. Wilayah yang dikuasai Shah Rukh merupakan pusat-pusat kebudayaan di mana Qadi belajar di sana. Wilayah tersebut meliputi Herat di Khorasan, Bukhara dan Samarkand di Transoxania.

Sekitar tahun 1407 Qadi akhirnya berangkat untuk mengunjungi kota-kota tersebut, termasuk Samarkand. Tidak ada yang mengetahui alasan Qadi untuk mengunjungi Samarkand saat dia sudah berumur. Pada masa mudanya, Qadi belum sempat mengunjungi kota-kota tersebut. Mungkin dia masih sibuk dengan astronominya. Saat mengunjungi kota-kota tersebut, Qadi sudah memiliki reputasi yang bagus sebagai seorang ahli matematika. Dia juga sudah menghasilkan karya berupa sebuah risalah aritmatika yang ditulisnya keika tinggal di Bursa pada tahun 1383. Buku risalah aritmatika tersebut berisi aritmetika, aljabar dan pengukuran.

Setelah mengunjungi sejumlah kota-kota pusat kebudayaan lainnya, Qadi baru mencapai kota Samarkand sekitar tahun 1410. Pada tahun sebelumnya Shah Rukh, telah menguasai kekaisaran Timur ayahnya dan memutuskan untuk menjadikan Herat di Khorasan sebagai ibu kota baru dan melnempatkan anaknya sendiri Ulugh Beg sebagai penguasa di Samarkand. Ulugh Beg saat itu baru berusia 17 tahun ketika bertemu dengan Qadi di Samarkand. Saat pertemuannya dengan Qadi, Ulugh Beg sangat mengagumi kecerdasan dan kehebatan Qadi dalam bidang matematika dan astronomi. Sehingga dia meminta Qadi untuk mengajarinya kedua ilmu tersebut. Hingga akhirnya Ulugh Beg juga menjadi seorang ahli astronomi yang terkemuka.

Qadi merupakan seorang ilmuwan yang jauh lebih tertarik kepada ilmu pengetahuan dan kebudayaan dari pada politik atau penaklukan militer. Tetapi bagaimanapun juga, dia menjadiseorang wakil penguasa di seluruh kerajaan, terutama wilayah Mawaraunnahr. Sehingga meskipun sedikit, dia mau tidak mau terkena arus politik. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Pertemuannya dengan Ulugh Beg merupakan titik balik bagi kehidupan Qadi Zada. Sehingga dia memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupnya dengan bekerja di Samarkand. Dia juga menikah dengan seorang wanita di kota tersebut dan memiliki putra yang bernama Syams al-Din Muhammad.

Qadi menulis sejumlah karya-karya matematika dan astronomipada tahun-tahun pertama dia tinggal di Samarkand. Karya-karyanya ini banyak yang dipersembahkan untuk Ulugh Beg. Hal itu juga menunjukkan reputasi Qadi sebagai seorang guru muda yang brilian dan sangat ahli dalam bidang matematika. Qadi menulis komentar tentang Kompendium ahli astronomi al-Jaghmini pada tahun 1412 hingga 1413. Dia juga menulis komentar terhadap karya al-Samarqandi. Komentar kini adalah merupakan karya pendek yang hanya terdiri dari 20 halaman di mana ia membahas tiga puluh lima dari proposisi Euclid.

Pada tahun 1417 Ulugh Beg membangun madrasah atas dorongan Qadi. Madrasah tersebut digunakan oleh Qadi sebagai pusat pembelajaran yang terletak di depan alun-alun Rigestan di Samarkand. Dengan berdirinya madrasah tersebut, Ulugh Beg mulai mengumpulkan para ilmuwan terkemuka untuk mengajar di madrasahnya, termasuk al Kashi. Baik Qadi, Ulugh Beg, dan al Kashi merupakan para ahli astronomi dan ilmuwan terkemuka pada masa itu.


Qadi Zada dan Kehidupannya di Observatorium Samarkand

Pembangunan observatorium untuk penelitian astronomi dilaksanakan di Samarkand pada tahun 1424 oleh Ulugh Beg. Menurut Krisciunas salah seorang ilmuwan, observatorium yang dibangun Ulugh Beg adalah yang termegah di antara tempat pengamatan benda antariksa lainnya yang dimiliki peradaban Islam.

Saat observatorium tersebut dibangun, al-Kashi menulis surat kepada ayahnya yang tinggal di Kashan. Al Kashi memuji kemampuan matematika Ulugh Beg dan Qadi Zada. Dia menganggap kedua ilmuwan tersebut merupakan ilmuwany ang paling unggul dibandigkan para ilmuwan lainnya. Dalam surat tersebut, al Kashi juga menceritakan bahwa mereka sering mengadakan pertemuan ilmiah yang dipimpin oleh Ulugh Beg dan dihadiri para ilmuwan terkemuka. Saat membahas masalah-masalah dalam astronomi yang cukup sulit, biasanya al-Kashi dan Qadi Zada mampu menyelesaikan masalah tersebut tanpa kesulitan yang berarti.

Karya asli Qadi adalah perhitungan sin 1 ° dengan tingkat akurasi yang luar biasa. Dia menerbitkan metode perhitungan sin 1 ° dalam Risalat al jayb (Risalah Sinus). Al -Kashi sebagai teman seangkatannya juga menghasilkan sebuah metode untuk memecahkan masalah ini. Namun metode mereka berdua berbeda dan menunjukkan bahwa dua ilmuwan yang luar biasa tersebut sama-sama bekerja pada masalah yang sama di Samarkand. Qadi menghitung sin 1 ° mendekati tingat akurasi 10 pangkat minus 12.

Pekerjaan utama yang dilakukan Qadi dan sahabat-sahabatnya, baik al Kashi maupun Ulugh Beg di Observatorium di Samarkand adalah memproduksi Katalog bintang-bintang. Katalog yang dihasilkan di observatorium tesebut, merupakan katalog bintang pertama yang komprehensif sejak zaman Ptolemeus. Katalog bintang ini, sebagai katalog standar untuk pekerjaan seperti itu sampai abad ketujuh belas. Katalog bintang yang diterbitkan pada tahun 1437 itu menjelaskan 992 posisi bintang. Katalog bintang tersebut merupakan hasil dari kolaborasi para ilmuwan yang bekerja di Observatorium tetapi kontributor utamanya adalah Qadi Zada, Ulugh Beg, dan al-Kashi. Katalog bintang tersebut, selain berisi posisi bintang juga berisi tabel pengamatan yang dilakukan di Observatorium, serta berisi hasil perhitungan kalender trigonometri.

Qadi juga menulis komentar terhadap risalah astronomi karya ilmuwan besar Nashir ad-Din al-Tusi. Selain itu, dia juga menulis sebuah risalah mengenai masalah menghadapi Mekah, di mana masalah penting tersebut banyak didiskusikan oleh para astronom dan ahli matematika Muslim.

Setelah wafatnya al-Kashi, Qadi akhirnya menjadi direktur observatorium di Samarkand. Dia terus melakukan pekerjaan utama di Observatorium tersebut dengan memproduksi katalog bintang-bintang. Bahkan katalog bintang ini yang disebut Zij-i Sultani mengatur standar pekerjaan perbintangan hingga beberapa abad kemudian. Pada tahun 1436, Qadi akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya meninggalakan dunia fana ini untuk selamanya. Namun kontribusinya kepada ilmu astronomi dan matematika begitu besar. Bahkan banyak karya-karyanya masih digunakan hingga saat ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar